17 Mei 2009

Are We That Annoying?



Jadi semalam saya bersama teman saya memutuskan untuk menghadiri sebuah konser paduan suara yang diselenggarakan oleh UKM Paduan Suara Universitas negeri di kota kami. Kebetulan slah satu teman saya didaulat sebagai salah satu pianis dalam acara tersebut. Maka berangkatlah kami dengan misi untuk melihat hasil latihan mati-matian dirinya selama hampir dua minggu di sela-sela jam mengajar kami.

Ketika melihat nama teman saya terpampang sebagai pianis konser tersebut, saya berkelakar pada teman saya, “Gila aja, ntar bisa-bisa dia lebih beken sebagai pianis pop dari pada profesi aslinya dong.”

Teman saya tertawa. Agak ironis memang, karena di sekolah musik kami, kami berdualah yang kebagian mengajar piano sedangkan dia (si pianis konser teman saya itu) adalah guru biola. Ternyata istilah keahlian belum tentu sama dengan profesi tidak hanya berlaku di dunia kerja formal ^^.

Jujur, sejak datang, menonton konser memang tujuan kami. Bukan bermaksud mencela, tapi kami sudah bisa menebak sejauh mana konser yang akan kami lihat nanti. Dan kalau boleh jujur, kami sadar itu bukan sebuah pertunjukkan yang cukup membuat kami terpesona dan melongo. Penampilan teman kamilah yang menjadi daya tarik utama.

Hal pertama yang menarik perhatian saya ketika memasuki gedung konser adalah tata panggung yang cukup artistik. Dari segi performance cukup menarik karena saya jarang menikmati konser seperti itu. Format acara dibuat formal dengan dress code night dress and suit untuk para pendukung acaranya. Pembawa acara juga membawakan susunan acara dengan formal. Hiburan yang disajikan terdiri dari lagu-lagu yang dibawakan oleh paduan suara, vokal group dan solo. Musisi pendukung hanya terdiri dari piano dan bass serta gitar di beberapa lagu. Koreografi para penyanyi juga dibuat cukup menarik walaupun sejumlah kelemahan juga masih terlihat di sana-sini, seperti gerakan koreografi yang kurang rapi (melatih koreografi memang lebih baik dilakukan dalam studio dengan kaca-kaca di berbagai sisi sehingga minimal kita bisa melihat keseragaman gerakan antar pemain) atau beberapa suara yang menghilang (saya kira ini karena faktor teknis peralatan saja). Tapi selebihnya saya bisa bilang pertunjukkan yang ditampilkan cukup menghibur dan bagus.

Sayangnya, bukannya menunjukkan sikap penonton yang sudah terbiasa dengan acara konser sejenis, atau minimal menunjukkan sikap penonton yang baik (minimal mematuhi peraturan utnuk tidak membuat kegaduhan selama konser berlangsung), saya justru sibuk membahas tentang penampilan teman kami bersama teman saya yang lain, sesekali kami membahas kelemahan pertunjukan yang disajikan dan sedikit bergosip di sela-sela pembicaraan.

Sungguh, bukan maksud kami untuk mengganggu penonton lainnya. Saya hanya merasa sayang melewatkan kesempatan mengobrol dengan teman-teman saya hanya sekedar untuk menjaga image dengan berpura-pura menikmati sebuah pertunjukkan yang (sebetulnya) tidak terlalu menarik minat kami (tanpa bermaksud merendahkan kualitas konser yang sedang kami lihat). Mungkin seharusnya orang-orang seperti kami tidak pantas untuk duduk tenang menghadap panggung konser. Mungkin seharusnya orang-orang seperti kami yang tidak tahu diri mengkritik di sana-sini lebih pantas ditendang keluar. Tapi tidak bisakah orang lain menganggap itu sebagai sebuah cara untuk berapresiasi dan mengemukakan pendapat? Lagipula apa yang kami bahas bukan hal yang tidak berdasar.

Ya, mungkin kami memang keterlaluan. Mungkin tingkah kami memuakkan. Untuk itu kami mohon maaf… ^^ Tapi kami hanyalah orang luar yang sekedar menjadi penonton. Bukan simpatisan, bukan anggota organisasi yang bersedia membela mati-matian harga diri komunitas. Kami hanya sekedar orang yang sedang cari hiburan yang berhubungan dengan dunia kami. Ketika kami merasa itu belum cukup menarik perhatian kami, apakah salah ketika mencoba mengapresiasi sesuatu dengan bebas?

Untuk para penonton dan panitia unit paduan suara universitas tercinta yang merasa terganggu dengan tingkah kami semalam, saya mohon maaf. Bagaimanapun, pertunjukkan yang telah ditampilkan patut diacungi jempol. Four thumbs up for the committee…….Dan sayapun terjatuh.

GUBBRAAKK!! Duhh!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar