20 Juli 2009

Epistolary



Epistolary adalah teknik bercerita menggunakan sejumlah dokumen yang berurutan. Dokumen-dokumen ini bisa berupa surat, catatan harian, artikel atau jurnal, termasuk postingan blog atau email. Dokumen-dokumen tersebut saling berhubungan sehingga membentuk sebuah plot cerita. Epistolary sendiri berasal dari kata Yunani, epistola, yang berarti surat. Beberapa menganggap bahwa penggunaan teknik epostolary pada penulisan novel atau cerita bisa membuat cerita jadi terasa lebih hidup dan nyata.


Penggunaan dokumen-dokumen dalam sebuah novel bisa bermacam-macam tingkatnya. Ada novel yang hanya memasukkan sejumlah surat, postingan blog atau email dalam ceritanya, ada pula novel yang benar-benar menggunakan penulisan secara epistolary dari awal sampai akhir. Metode penggunaan teknik epistolary total bisa dilihat dari novel Brams Strokers’s Draculla (teknik epistolary menggunakan surat dan catatan harian), Every Boys Gets One milik Meg Abbot (menggunakan catatan harian dan email) atau novel-novel remaja yang menggunakan teknik epistolary menggunakan diary. Sedangkan penggunaan epistolary sebagai selingan dapat dilihat dalam novel Un Homme et Une Femme karangan Stanley Dirgapradja.

Apakah ada perbedaan antara novel berteknik epistolary dengan buku-buku kompilasi blog? Menurut pengamatan saya hal itu dapat dilihat dari plot yang terjalin dari dokumen-dokumen itu. Epistolary adalah sebuah teknik bercerita, sehingga walaupun dokumen-dokumen ditulis seolah terpisah, namun memiliki rangkaian dan menyusun sebuah cerita dengan kronologis teratur (baik secara maju atau mundur). Kompilasi blog bisa terdiri dari tulisan-tulisan yang lepas dan tidak berhubungan sama sekali. Namun sebuah kompilasi pun bisa dimasukan dalam tipe epistolary ketika mampu membentuk sebuah cerita.

Pada dasarnya macam-macam tulisan epistolary bisa dibagi menjadi tiga, berdasarkan jumlah karakter yang terlibat. Pertama, monologic, adalah epistolary yang hanya memunculkan dokumen dari satu karakter. Dua, dialogic, adalah epistolary yang memunculkan dokumen dari dua karakter yang saling berhubungan. Tiga, polylogic, adalah epistolary yang memunculkan dokumen lebih dari satu karakter. Bram Stroker’s Dracula adalah penganut tipe epistolary ketiga.

Sejumlah penulis menganggap teknik epistolary bisa mengurangi kesan omniscient narrator (narrator yang tahu segala) dalam sebuah cerita, terutama yang menggunakan sudut pandang ketiga. Selain itu teknik ini juga bisa memunculkan efek lebih nyata dalam suatu cerita. Namun di lain pihak, terdapat juga kekurangan dari penggunaan teknik ini. Salah satunya adalah kebingungan pembaca dalam memahami informasi dan rangkaian plot sebuah cerita epistolary. Hal ini terutama bisa dirasakan bila cerita menggunakan teknik epistolaris-polylogic dengan alur flash back. Selain dirancukan oleh time settingnya, pembaca juga dipaksa harus jeli sedang membaca dokumen milik karakter yang mana.

Terlepas dari kekurangan dan kelebihannya, epistolary tetap menjadi salah satu teknik menulis yang patut dicoba.


3 komentar:

  1. wah, ternyata bisa dapet sesuatu di blog mbak yosi,,,
    ijin terus menyimak ya..

    BalasHapus
  2. "The Boy Next Door" karya (lagi-lagi) Meg Cabot, juga menggunakan format email. Saya sudah baca yang ini. Terkadang ada dorongan untuk menutup saja bukunya, tidak usah dilanjutkan :). Tapi berhubung ini buku pinjaman, dan sudah bertekad tidak akan menilai sesuatu sebelum mempelajarinya, akhirnya saya selesaikan juga.
    Sebenarnya teknik bercerita seperti ini menarik juga. Ada blank spot yang tercipta, yaitu peristiwa-peristiwa yang terjadi di antara satu email dan email berikutnya. Dan dari email berikutnya pembaca dituntut mereka ulang apa yang terjadi itu. Pengarang yang membeberkan semuanya pada email berikutnya, buat saya, akan terkesan 'murahan' dan tidak setia pada format yang dia pilih sendiri. Mungkin saya akan lebih suka kalau dia membeberkannya secara sedikit-sedikit, biar kelihatan seperti email beneran yang biasanya kita baca.

    BalasHapus
  3. Bener juga sih.. ^^ Kalo karya Meg Abbot memang bukan salah satu rekomendasi yang asyik (saya juga maksa-maksa waktu baca sampai selesai), sangat pop.

    BalasHapus