09 Mei 2009

Kartun (dan Komik) : Benarkah Selalu Untuk Anak-anak?



Selama ini saya masih banyak menemukan orang-orang yang menganggap kartun identik dengan anak kecil. Padahal kalau mereka mau sedikit lebih jeli mengamati kartun-kartun (terutama kartun Jepang) akan terlihat sekali tidak semua kartun layak dikonsumsi anak kecil. Banyak kartun yang sebetulnya dibanjiri dengan dialog-dialog ”aneh” bin “ajaib” yang menurut saya tidak akan dimengerti oleh anak-anak. Kartun yang mendidik semacam Dora the explorer atau Dora emon mungkin bisa diikuti oleh anak-anak karena susunan dialog yang cukup sederhana. Tapi bagaimana dengan Shin-chan atau bahkan Sponge Bob yang bagi kita (remaja dan orang dewasa) sangat lucu itu.

Di Jepang sendiri, kartun (dan komik) sudah memiliki kode khusus yang menunjukkan untuk konsumsi siapa kartun (atau komik) itu dibuat. Kode-kode rating macam untuk anak, untuk remaja, bimbingan orang tua, untuk dewasa pun menjadi hal biasa dalam kartun. Rating dewasa biasanya diberikan untuk kartun yang mengumbar adegan sadis, adegan seks, plot dewasa atau plot minor lainnya. Salah satu contohnya adalah kartun boyslove berjudul Junjo Romantica. Kartun ini diputar di Jepang pada jam tayang lewat tengah malam untuk konsumsi dewasa. Bayangkan kalau kartun macam ini secara sembrono diletakkan di jam tayang dimana anak-anak bisa melihatnya.

Saya juga pernah menemukan sebuah komik yang berisi adegan seks yang cukup graphic. Walaupun komik itu terkesan “echi” (istilah Jepang untuk porno), namun ternyata komik tersebut termasuk salah satu komik tema edukatif. Komik itu dibuat untuk konsumsi para pengantin baru sebagai buku panduan dalam bercinta. Selain itu masih banyak cerita komik atau kartun yang kalau diperhatikan jalan ceritanya tidak mungkin dikonsumsi oleh anak-anak.

Jadi mungkin, memang sudah seharusnya kita tidak lagi mengkulturkan kartu dan komik sebagai sebuah media hiburan anak-anak. Karena pada perkembangannya, media inipun telah digunakan untuk berbagai kepentingan dengan sasaran yang bervariasi. Sebagai orang tua, ada baiknya juga mengikuti karun-kartun atau komik yang dilihat atau dibaca putra-putri kita. Setidaknya bila kitapun mengerti isinya, maka kita bisa merekomendasikan apakah kartun atau film tersebut cukup layak dinikmati oleh anak seumuran mereka, tidak layak, atau boleh asalkan dengan bimbingan dan dampingan dari anda.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar